Oleh: Burhan Rosyidi
Jakarta (MNC), Data ekonomi menunjukkan bahwa hampir semua ekonomi negara negara INDUSTRI MAJU di planet ini sekarang sedang MELAMBAT.
Makin terlihat bahwa keruntuhan fundamental ekonomi makro negara negara INDUSTRI MAJU, akhir akhir ini, adalah yang tercepat dalam hampir beberapa tahun terakhir dan nyaris menjadi kemerosotan terbesar sejak rontoknya Lehman.
Dan, dengarlah, makin lantang terdengar teriak teriak panik dari negara negara INDUSTRI MAJU karena merasa kemapanan yang selama ini mereka klaim sebagai KEMAKMURAN GLOBAL terancam bakal berantakan.
Sementara itu, yang selama ini diklaim oleh negara negara INDUSTRI MAJU sebagai KEMAKMURAN GLOBAL, pada dasarnya, bagi negara negara BERKEMBANG yang kaya SUMBERDAYA ALAM dirasakan justru sebagai KRISIS GLOBAL yang secara sistematis, efisien dan efektif menyebarkan KEBODOHAN dan KEMISKINAN di negara negara BERKEMBANG yang kaya SUMBERDAYA ALAM.
Dengan demikian, bukan kah dengan buyarnya ekonomi negara negara INDUSTRI MAJU maka SEHARUSNYA kan justru merupakan MOMENTUM bagi negara negara berkembang yang kaya SUMBERDAYA ALAM untuk segera bangkit dan melepaskan diri dari himpitan KRISIS GLOBAL yang ditimbulkan oleh tekanan dari KESERAKAHAN berekonomi yang dikembangkan oleh negara negara INDUSTRI MAJU dalam rangka mempertahankan kemapanan yang selama ini mereka klaim sebagai KEMAKMURAN GLOBAL.
Namun, cilakanya, Negeri kita ini, Negeri PANCASILA yang tergolong sebagai negara berkembang yang kaya SUMBERDAYA ALAM, kok malah diseret-seret kian kemari oleh para ELITE BANGSAnya sendiri, termasuk AKADEMISInya, yang sudah sejak lama memang sudah terjerat, baik secara MINDSET mau pun OPPORTUNITY pribadi, ke dalam SUBJEKTIFITAS masalah yang dihadapi oleh negara negara INDUSTRI MAJU.
Sehingga, yang terjadi, ya begini ini lah Negeri kita, hingga hari ini, masih saja UNGKAK UNGKEK tak beranjak kemana-mana.
Published : HSW