Jakarta (MNC), Edo adalah lelaki kelahiran Serang, Banten 28 tahun silam ini sudah lebih 6 tahun menjual es kelapa muda. Sebagai Kepala Keluarga ia telah memiliki dua orang putra. Kadang putra bungsunya yang baru berusia 3 tahun ikut juga di Pondok Kelapa Muda, Jalan Tentara Pelajar, Palmerah, Jakarta Barat.
"Kalau bulan Ramdhan Kelapa muda banyak turun. Tapi, sekarang sekali turun di sini cuma 100 butir. Kongsi dengan kedua saudara saya yang lain yang dekat SPBU seberang Puskesmas Palmerah yang lebih banyak turunnya, " jelas Edo. Senin (29/7/224).
Edo menjelaskan bahwa kelapa muda yang dia jual berasal dari Serang bukan Sukabumi. Dari Sukabumi lebih mahal ongkos angkutan yang mereka tanggung. Itu sebab, mereka memilih membeli dari Serang.
"Bila lagi laris dua hari sekali kelapa turun di sini. Tapi, kalau sepi tiga hari baru turun. Ya, nggak apa lah. Yang penting pekerjaan saya geluti mampu menghidupi keluarga. Tidak tergantung dari pembukaan lowongan kerja yang sulit didapatkan saat ini, " Tegas Edo.
Dirinya mengakui tidak merasa tersaingi dengan banyaknya aneka tawaran pelepas haus dari gerobak-gerobak es yang menjual berbagai cita rasa mulai dari leci, teh, kopi dan lainnya.
Harga per gelas cukup murah yaitu Rp. 5000. Beda dengan es gerobak yang lalu lalang saat Edo melayani pembeli, harganya mereka jual bervariasi mulai dari Rp. 8.000; Rp. 10.000 hingga Rp. 12.000 per cup-nya.
"Rezeki mah sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Kita mah tinggal menjalani saja. Lagi pula air Kelapa muda tidak tergantikan dengan sajian minuman lain. Air Kelapa Muda dan daging Kelapa muda punya penggemar khusus yang tidak dibuat oleh air es kemasan pabrik manapun, "tutup Edo.