Membangun Pertanian Indonesia dengan Alsintan, Jamaluddin Al Afgani : Mengoperasikan Alsintan Tidak Memandang Gender

Notification

×

Tag Terpopuler

Membangun Pertanian Indonesia dengan Alsintan, Jamaluddin Al Afgani : Mengoperasikan Alsintan Tidak Memandang Gender

Senin, 21 Oktober 2024 | Oktober 21, 2024 WIB Last Updated 2024-10-22T00:43:04Z

Gowa (MNC), Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku sebagai UPT Pelatihan di bawah Kementerian Pertanian, melatih para mahasiswa Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) jurusan Agribisnis tentang Mekanisasi Pertanian, Jum'at (18/10/2024).


Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan generasi muda adalah ujung tombak kemajuan Indonesia. Ini mengingat Indonesia memiliki bonus demografi. "Kata kuncinya (anak muda) diberi ruang untuk untung dan beri teknologi tinggi," ucap Amran.


Mentan Amran juga menyatakan, kaum millenial memiliki potensi besar untuk membawa inovasi dalam pertanian. "Kita perlu melibatkan kaum millenial dalam proses produksi pertanian agar mereka dapat berkontribusi secara aktif dan kreatif," ujarnya ketika melakukan kunjungan kerja di Kampung Telaga Sari, Distrik Kurik Kabupaten Merauke, Minggu 13 Oktober 2024.


Menegaskan pernyataan Mentan Amran, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti juga menekankan pentingnya teknologi dalam menarik minat generasi muda untuk berkarir di sektor pertanian.


“Anak muda sekarang berpikir bekerja di sawah itu identik dengan panas dan kotor. Padahal kita ingin mengenalkan alsintan (alat dan mesin pertanian) yang modern, semuanya sudah menggunakan traktor, combine, yang memudahkan petani,” kata Idha dalam keterangan tertulis di Jakarta.


Memasuki era teknologi 5.0 penggunaan alat-alat pertanian dengan mesin-mesin modern membantu percepatan proses pengolahan produksi pertanian. Salah satu alat yang umum dan paling sering digunakan adalah cultivator. Penggunaan cultivator tidaklah sembarangan maka diperlukan pengetahuan mengenai komponen, cara menyiapkan dan cara mengoperasionalkan. 


Setelah diberikan penjelasan pengetahuan dasar dan tahapan mengoperasikan cultivator, para mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengoperasikan. Antusias yang besar diperlihatkan oleh para mahasiswa terutama mahasiswi yang mengikuti kegiatan ini.


Mahasiswi Unsulbar, Wahyuni mengungkapkan pengalaman untuk pertama kalinya mengoperasikan cultivator, "awalnya, ada sedikit rasa gugup karena ini adalah pertama kali saya mengoperasikan alat ini," ujarnya.


"Meski sedikit lelah karena menjaga keseimbangan dan arah mesin, saya merasa puas dan senang ketika melihat tanahnya sudah tergarap," ungkapnya.


Hal yang sama disampaikan oleh mahasiswi lain, Haspianti, "setelah mengoperasikan cultivator, rasanya menyenangkan, tapi mungkin terasa sulit pada awalnya terutama bagi pemula," sebutnya.


"Sebelumnya saya belum pernah mengoperasikan cultivator, jadi ini adalah pengalaman pertama saya. Harapannya, setelah saya berlatih, saya bisa lancar mengoperasikan cultivator," ungkapnya.


Sementara itu, Kepala BBPP Batangkaluku, Jamaluddin Al Afgani mengatakan dalam mengoperasukan alat mesin pertanian tidak memandang gender.


"Inilah gambaran membangun pertanian Indonesia menggunakan alat mesin pertanian, itu operatornya bisa baik dari laki-laki maupun perempuan sehingga bagi generasi muda jangan khawatir untuk terlibat pertanian karena dengan alat mesin pertanian, semua pekerjaan lebih mudah," sebutnya.


Jamaluddin berharap agar kegiatan ini dapat menginspirasi anak muda untuk terlibat lebih dalam di bidang pertanian indonesia, dan apabila mahasiswa telah lulus dari kampus dapat berkontribusi terhadap pembangunan pertanian nasional.


(MC)