Jakarta, Ada kabar burung akan dicopotnya MenKop dan Menkomdigi bukanlah hal yang mengejutkan. Juga kabar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (AH) yang akan mengundurkan diri dari Kabinet Merah Putihnya Presiden Prabowo Subianto segera dalam waktu dekat.
Di ranah media dan cetak serta media mainstream menyebut ada 2 (dua) menteri lagi yang akan diReshuffle dalam waktu dekat, yakni Menteri Koperasi (MenKop) Budi Arie Setiadi (BAS) dan Menteri Komunikasi Digital (Menkomdigi) Meutya Viada Hafid (MVH) kini santer terdengar kabar akan diReshuffle atau dicopot dari kedudukannya saat ini.
BAS, bahkan lebih populer disebut oleh Netizen dengan nama "Judi Arie", karena ditengarai sangat dekat dan tidak bisa dilepaskan dari kasus besar "Budi Online" yang sempat heboh saat awal Meutya menduduki di posisi Kantor BAS menjabat sebelum ia di Kementerian Koperasi.
Perlu diingatkan, Polda Metro Jaya sudah membekuk lebih dari 10 (sepuluh) anak buah Bas dalam kasus judi online bahkan termasuk salah seorang Staf yang direkomendasikannya di dengan total yang sudah dicokok sekitar 20 (dua puluh) orang dan kini menyandang status tersangka. Anehnya, BAS tampaknya masih bebas berkeliaran.
Indikasi keterlibatan BAS sebenarnya sudah di depan mata. Padahal sebelumnya memang sempat santer terdengar akan ada perubahan / kenaikan statusnya, namun rupanya masih ada "tarik-menarik" (?) yang diduga dari pihak yang biasa cawe-cawe selama ini, karena tidak bisa dipungkiri BAS memiliki hubungan cukup dekat dan mereka bertemu empat mata di sebuah kota di Jawa Tengah.
BAS mengaku sudah mengetahui 5 (lima) bandar besar Judi Online sebenarnya. Hal itu dikatakannya saat menjadi Narasumber di salahsatu PodCast tahun 2024. Ia mengaku tahu tetapi tidak mau menindaknya dengan alasan "bukan Tupoksinya". Aneh kan? Hal ini membuatnya disebut pejabat "pengecut" mau lari dari tanggung jawabnya selaku Menkominfo (Menteri Komunikasi dan Informatika) saat itu.
Kelima nama Bandar besar Judi Online yang oleh BAS tidak disebutkannya tersebut sebenarnya sudah menjadi rahasia umum. Hal ini terkait dengan putusan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara pada 2019, yang meloloskan beberapa perusahaan sebagai pengelola permainan taruhan, Nama-nama perusahaan yang mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) adalah: PT GGS (Gateway Guna Selaras), PT PAU (Patron Aptika Utama), PT VCG (Value Cipta Gemilang), PT PDE (Proteksi Dunia Emas) dan PT PSJ (Protokol Sasana Janawi).
Bukan hanya kasus Judi Online BAS dinilai gagal. Ia pun gagal menjaga data-data Indonesia dalam kasus Kebobolan PDNs (Pusat Data Nasional sementara) pada tahun 2024. Ini sangat memalukan citra Indonesia di mata dunia akibat bisa dikerjain Hacker.
Masih ingat janji (palsu)-nya soal membuka Identitas Akun Kaskus "Fufufafa"? Meski sudah terbukti ilmiah 99,9% berani dikatakannya "bukan Gibran", tanpa bisa sedikitpun menyampaikan alasan ilmiahnya.
Dengan kasus-kasus di atas sangat layak jika BAS ini diReshuffle oleh Presiden Prabowo, bahkan seharusnya sudah semenjak lama kalau dia tidak memiliki hubungan khusus dengan "tangan setan" yang sering cawe-cawe di Indonesia sudah diraih oleh aparat hukum.
Sosok MVH sebenarnya sempat memberi harapan untuk perkembangan dunia TI (Teknologi Informasi) di Indonesia, apalagi sosok MVH sebelumnya adalah Ketua Komisi 1 DPR-RI yang menjadi mitra Komdigi atau Kominfo sebelumnya. Namun ternyata seminggu terakhir rupanya sangat banyak berita yang meski tidak secara langsung mengkaitkan MVH langsung, namun suami keduanya, yakni Noer Fajriensyah (NF) banyak disebut terkait dengan kasus korupsi impor gula yang merugikan negara hingga Rp. 578 (lima ratus tujuh puluh delapan) Milyar.
Posisinya sebagai mantan Direktur PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) tahun 2015-2017 itulah yang saat ini dikaitkan dengan kasus yang menghebohkan Indonesia karena kasus yang dituduhkan kepada Mantan MenDag Tom Lembong tersebut dinilai terlalu dipaksakan dan banyak kejanggalannya.
Prabowo lagi bersih-bersih?